Menurut astronom dari Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, gerhana bulan terjadi karena bulan tertutupi oleh bayangan bumi dari sorotan matahari. Adapun gerhana bulan sebagian yang terjadi pada Sabtu lalu, termasuk dalam "seri Saros". Saros sendiri, merupakan nama astronomi yang berasal dari bahasa Yunani kuno. Dalam seri itu, telah terjadi lebih dari 70 kali gerhana.
Lokasi
Gerhana yang "menelan" hampir seluruh bulan ini, bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia dengan mata telanjang (asal langit cerah). Tepatnya, di langit sebelah timur ketika bulan terbit setelah matahari terbenam. Gerhana dimulai pukul 15.57 WIB (17.57 WIT) dan berakhir pada pukul 21.19 WIB (23.19 WIT).
Gerhana Bulan Parsial yang tampak di langit Yogyakarta, Indonesia
Untuk wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Provinsi Papua, proses perubahan fase gerhana dapat disaksikan secara utuh.
Selain itu, penduduk bagian barat AS dan Kanada, Pasifik, dan Asia (khususnya bagian timur) juga bisa menikmati peristiwa ini.
Gerhana Bulan di Manila, Filipina
Laporan lengkap datang dari NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat. Mereka mencatat, gerhana bulan muncul pada waktu menjelang fajar diWest Coast. Gerhana ini dimulai pada pukul 3:17 PDT (10.17 GMT) dan berakhir tiga jam kemudian.
Oh ya, ada juga peristiwa istimewa lainnya. Jika kita mengarahkan pandangan ke Barat, tempat matahari tenggelam, planet Venus-Mars-Saturnus tampak membentuk satu garis lurus di langit. Venus bersinar sangat terang. Sementara Mars, cahayanya sedikit redup namun masih bisa terlihat dari kota besar. Terakhir adalah Saturnus, yang bersinar hampir sama terang seperti Mars.
Gerhana bulan yang akan terjadi selanjutnya adalah gerhana bulan total, yang akan berlangsung pada 21 Desember mendatang. Saat itu, diperkirakan, yang bisa menikmatinya adalah para penduduk di wilayah Amerika Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar